Kameraq sering banget nge-drop baterainya padahal baru aja di-charge.  Coz terlalu sering seperti itu akhirnya Aq memutuskan untuk mengganti  dengan yang baru. Ketika berada di counter assesories kamera, aq dapat  tip agar baterai tahan lama. Baterai sebaiknya disimpan di lemari es  ketika nggak digunakan. Wah, apa betul tuh?! Tapi setelah dipikirkan…  betul juga, Aq jadi teringat pada rumusan dari Svante Arrhenius (1889)  yang menjelaskan hubungan suhu dengan kecepatan reaksi kimia.
Baterai bekerja dengan mengubah energi kimia menjadi energi listrik yang  dikenal dengan proses discharge. Semua baterai memiliki karakteristik  yang mengalami kehilangan muatan (charge) secara pelahan dengan  berjalannya waktu (dikenal sebagai baterai seft-discharge). Komponen  baterai juga dapat mengalami deteriorasi (seperti korosi yang terjadi  pada seng dalam baterai seng-karbon) atau penguapan (misalnya kehilangan  air karena penguapan). Seperti juga reaksi-reaksi kimia lain, reaksi  ini juga memiliki kecepatan reaksi tertentu yang konstanta kecepatan  reaksinya merupakan fungsi dari temperatur. Jika seandainya mekanisme  reaksinya melibatkan satu langkah penentu kecepatan reaksi, maka  konstanta kecepatan reaksi dari langkah elementernya akan dapat  dijelaskan berdasarkan hukum Arrhenius. Hukum ini secara kuantitatif  memberikan gambaran bagaimana hubungan antara kenaikan kecepatan suatu  reaksi dengan kenaikan temperatur. Secara umum, semakin tinggi  temperatur penyimpanan maka semakin besar kecepatan reaksinya. Sehingga  untuk beberapa baterai, reaksi discharge dan deteriorasi akan menjadi  lambat jika disimpan pada temperatur rendah. Baterai hidrida logam nikel  (nikel metal hydrid, NiMH) memiliki kecepatan self-discharge 0,8%/hari  pada temperatur 20 oC, tetapi pada 45 oC menjadi 6%/hari. Demikian juga  untuk baterai biasa (nonrechargeable) seperti sistem Zinc-carbon atau  alkalin-mangan perbedaan umur penyimpanan akan sangat besar bila  disimpan pada temperatur rendah.
Penjelasan teoritiknya adalah sebagai berikut. Pada 1889 seorang ahli  kimia dari Swedia yang bernama Svante Arrhenius mengatakan bahwa suatu  reaksi kimia baru akan terjadi jika molekul-molekul yang bertabrakan  memiliki suatu energi kinetik minimum tertentu. Jika dua buah molekul  bertabrakan dengan energi kurang dari energi minimum ini maka  molekul-molekul ini akan berbalik tanpa mengalami perubahan kimia.  Energi ini disebut energi aktivasi (Ea). Jika reaksi diberi ‘energi’  sehingga melampaui energi kritis ini maka reaktan akan berubah menjadi  produk. Kenaikan temperatur akan memberikan energi pada reaksi dan  konstanta kecepatan reaksi menjadi naik. Hubungan antara konstanta  kecepatan reaksi dengan temperatur dalam Kelvin dan energi aktivasi  adalah sebagai berikut k=Ae-Ea/RT atau lnk= lnA -Ea/RT dengan A adalah  faktor pre-eksponensial atau faktor frekuensi. Semakin besar temperatur T  maka konstanta kecepatan reaksi k juga akan semakin besar, artinya  reaksinya juga akan semakin cepat.
So… jadi betul kan mengapa baterai jika tidak digunakan sebaiknya disimpan di tempat yang dingin seperti lemari es itu.














0 Comment:
Posting Komentar