Bank Indonesia (BI) akan mengeluarkan uang pecahan Rp  5.000 dalam bentuk logam. Hal tersebut sesuai dengan rencana bank  sentral yang ingin mengembangkan peredaran uang logam karena lebih  efisien dan tahan lama.
Demikian diungkapkan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia S Budi Rochadi  dalam wawancara khususnya dengan detikFinance di Gedung Bank Indonesia,  Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (11/11/2010).
"Untuk saat ini belum (menerbitkan uang logam) namun masih dalam kajian  sebenernya uang logam itu bisa sampai Rp 5.000," kata Budi Rochadi.
Namun Budi belum bisa memastikan kapan rencana penerbitan uang logam Rp  5.000 dilakukan. "Saat ini masih dalam wacana," tuturnya.
Budi menambahkan, pecahan dalam bentuk logam dengan nilai yang paling  besar saat ini Rp 1.000, yang 'diresmikan' Wakil Presiden Boediono pada  20 Juli 2010. Menurut Budi, penggunaan uang logam sebenarnya lebih  efisien dibandingkan dengan uang kertas.
"Uang koin atau logam itu lebih efisien dan bisa lebih awet. Serta  biayanya pengedaran uangnya lebih murah dimana biaya dibagi massanya itu  lebih kecil," tuturnya.
Menurut Budi, pengembangan uang logam juga seiring dengan kampanye bank  sentral pada beberapa waktu lalu yakni Gerakan Peduli Koin. Gerakan  tersebut bertujuan untuk mendorong tumbuhnya budaya masyarakat dalam  mengoptimalkan penggunaan uang pecahan koin dalam kegiatan transaksi dan  mendorong agar pedagang memiliki budaya yang sama dan bertanggung jawab  dalam memberikan hak konsumen berupa pengembalian dalam bentuk uang  bukan bentuk lainnya.
Gerakan peduli koin nasional ini dilakukan bank sentral bersama dengan  Kementerian Perdagangan beserta Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo)
yang dicanangkan pada 31 Juli 2010.
Sumber 














0 Comment:
Posting Komentar